Situs Indoleaks.org
menggegerkan jagat maya. Portal dengan moto "Sebab informasi adalah
hak asasi" ini menyajikan berbagai dokumen rahasia, diantaranya
mengenai pembicaraan mantan Presiden Soeharto dengan mantan Presiden
Amerika Serikat Richard Nixon, luapan lumpur Lapindo hingga hasil
investigasi kasus Munir.
Tak
jelas siapa yang mendirikan dan mengelola situs tersebut. Di halaman
"tentang kami", pengurus situs itu menuliskan Indoleaks muncul sebagai
jawaban atas kebuntuan informasi. "Terutama informasi yang berpeluang
menjadi bumerang bagi penguasa, politisi dan kaum jahat lainnya di
Indonesia," tulis Indoleaks.
Ketika
menelusuri asal-muasal situs tersebut, domain dengan
ID:D160865457-LROR ini baru dibuat pada 7 Desember lalu. Terakhir
diperbarui pada 9 Desember dan masa berlakunya akan berakhir pada 7
Desember tahun depan.
Hasil
pelacakan melalui network solution menunjukkan situs tersebut
didaftarkan PT Ardh Global Indonesia (Ardhosting), sebuah perusahaan
yang menyediakan layanan di bidang web hosting dan registrasi domain.
Sayangnya, identitas soal siapa pendiri dan pengelolanya dirahasiakan.
Dari
kode registrasinya, situs ini terdaftar di Moergestel, Belanda dengan
nomor telepon +45.36946676. Anehnya, nomor telepon tersebut adalah
kode negara Denmark. Sebelum sampai ke Indonesia, situs yang "fasih"
berbahasa Indonesia ini setidaknya sudah "mampir" ke lebih dari sepuluh
server.
Apakah Indoleaks.org akan menjadi penerus Wikileaks?
Indoleaks.net
Pembuat
mirror Indoleaks, situs yang mengklaim miliki ratusan dokumen, tidak
memiliki hubungan dengan pendiri Indoleaks. Ia mengharapkan netralitas
internet.
Pemilik
situs mirror Indoleaks.net, Agus Pamuji, mengaku tidak mengenal
pendiri situs Indoleaks. Situs miliknya secara otomatis mengmabil data
dari Indoleaks.org, karena memang diatur sebagai situs mirror.
“Ini
sekadar inisiatif saya dan teman. Kami tidak kenal dan tidak memiliki
hubungan dengan pendiri Indoleaks. Pada awalnya, ini sekadar iseng
saja,” kata pria asal Bantul, Yogyakarta saat dihubungi via telepon.
Indoleaks.org
yang dibuat pada 7 Desember 2010 mengklaim memiliki ratusan koleksi
dokumen. Situs tersebut telah menerbitkan beberapa dokumen, termasuk
laporan kedubes AS mengenai Timor Timur, transkrip mantan presiden
Soeharto dengan Gerald Ford, laporan akhir Tim Pencari Fakta (TPF)
kasus Munir, serta Memorandum of Understanding (MoU) pemerintah
Indonesia dan Microsoft.