Muhammad Firmansyah Pratama atau sering
dipanggil Ancha sulit tidur. Bocah kelas 6 sekolah dasar ini selalu
gamang. Tahun lalu ia berusaha menghubungi Duta Besar RI Moskow, baik
melalui email maupun telepon. Bahkan, ketika mengetahui sang Duta Besar
tengah berada di Indonesia, Ancha dan keluarganya memburu untuk bertemu.
“Kalau Bapak Duta Besar membawa saya ke Rusia untuk belajar catur, insya Allah tidak akan menyesal," demikian salah satu isi surat Ancha kepada Dubes.
Melihat semangatnya untuk lebih maju, Hamid Awaludin luluh. Ia menghubungi Federasi Catur Rusia untuk menyampaikan keinginan sang bocah.
Sejak kedatangannya di Moskow tanggal 10 Maret 2011, Ancha yang adalah siswa kelas 6 di Jakarta Islamic School tersebut mulai berlatih catur secara intensif di The International School Chess Union di kota Moskow. Di sana, Ancha menjadi murid Mr Aleksey, seorang grandmaster terkemuka asal Moskow.
Selain itu, Ancha juga tetap mengikuti pelajaran di Sekolah Indonesia Moskow melalui media internet.
Di sekolah catur, Ancha mempelajari aneka taktik, varian-varian dan bermacam-macam jenis pembukaan dalam permainan catur. Selain itu, dalam setiap latihan Ancha dan sang pelatih selalu melakukan permainan-permainan catur cepat dalam waktu 5 (lima) menit untuk melatih Ancha tentang berbagai kemungkinan dan antisipasi. Ancha juga dibebani pekerjaan rumah berjibun yang bersifat teori. “Yang saya dalami disini adalah mengkalkulasi langkah,” kata Ancha yang juga pernah belajar di sekolah catur milik GM Utut Ardianto dan memenangi berbagai pertandingan di Indonesia.
Setelah sebulan belajar, Ancha dicoba kedigdayaan caturnya dalam sebuah pertandingan seumurannya yang diadakan oleh Federasi Catur Rusia. Tidak sia, sia. Ancha membabat lawan-lawannya dan hanya sekali remis. Demikian pula dalam setiap pertandingan simultan yang dilakukan di KBRI Moskow, Ancha selalu memenangkan pertandingan melawan staf KBRI dan mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Rusia dengan skor kemenangan telak.
Dalam setiap kesempatan, Hamid Awaludin selalu memperkenalkan Ancha kepada tamu-tamunya. “Ancha merupakan salah satu bukti bahwa hubungan antara masyarakat Indonesia dan Rusia sudah sedemikian dekat. Semoga juara dunia catur muncul dari Indonesia," selorohnya.
Sebelum kembali ke Tanah Air tanggal 29 April ini, sang pelatih menyampaikan bahwa Ancha memiliki potensi besar untuk menjadi seorang grandmaster. “Ancha memiliki potensi dan kemauan untuk maju, namun ia masih harus melatih kesabaran dan memanfaatkan waktu untuk memikirkan langkah-langkah terbaik agar menang di setiap pertandingan”, demikian evaluasi yang diberikan pelatih Ancha, Mr Aleksey.
Dulu ane sekelas sm dia waktu kelas 1&3
Selain itu ancha juga jago dalam bermain sepakbola, dia juga sering bermain dengan saya. tehnik nya sangat bagus tp tidak sebagus ADMIN hahaha
“Kalau Bapak Duta Besar membawa saya ke Rusia untuk belajar catur, insya Allah tidak akan menyesal," demikian salah satu isi surat Ancha kepada Dubes.
Melihat semangatnya untuk lebih maju, Hamid Awaludin luluh. Ia menghubungi Federasi Catur Rusia untuk menyampaikan keinginan sang bocah.
Sejak kedatangannya di Moskow tanggal 10 Maret 2011, Ancha yang adalah siswa kelas 6 di Jakarta Islamic School tersebut mulai berlatih catur secara intensif di The International School Chess Union di kota Moskow. Di sana, Ancha menjadi murid Mr Aleksey, seorang grandmaster terkemuka asal Moskow.
Selain itu, Ancha juga tetap mengikuti pelajaran di Sekolah Indonesia Moskow melalui media internet.
Di sekolah catur, Ancha mempelajari aneka taktik, varian-varian dan bermacam-macam jenis pembukaan dalam permainan catur. Selain itu, dalam setiap latihan Ancha dan sang pelatih selalu melakukan permainan-permainan catur cepat dalam waktu 5 (lima) menit untuk melatih Ancha tentang berbagai kemungkinan dan antisipasi. Ancha juga dibebani pekerjaan rumah berjibun yang bersifat teori. “Yang saya dalami disini adalah mengkalkulasi langkah,” kata Ancha yang juga pernah belajar di sekolah catur milik GM Utut Ardianto dan memenangi berbagai pertandingan di Indonesia.
Setelah sebulan belajar, Ancha dicoba kedigdayaan caturnya dalam sebuah pertandingan seumurannya yang diadakan oleh Federasi Catur Rusia. Tidak sia, sia. Ancha membabat lawan-lawannya dan hanya sekali remis. Demikian pula dalam setiap pertandingan simultan yang dilakukan di KBRI Moskow, Ancha selalu memenangkan pertandingan melawan staf KBRI dan mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Rusia dengan skor kemenangan telak.
Dalam setiap kesempatan, Hamid Awaludin selalu memperkenalkan Ancha kepada tamu-tamunya. “Ancha merupakan salah satu bukti bahwa hubungan antara masyarakat Indonesia dan Rusia sudah sedemikian dekat. Semoga juara dunia catur muncul dari Indonesia," selorohnya.
Sebelum kembali ke Tanah Air tanggal 29 April ini, sang pelatih menyampaikan bahwa Ancha memiliki potensi besar untuk menjadi seorang grandmaster. “Ancha memiliki potensi dan kemauan untuk maju, namun ia masih harus melatih kesabaran dan memanfaatkan waktu untuk memikirkan langkah-langkah terbaik agar menang di setiap pertandingan”, demikian evaluasi yang diberikan pelatih Ancha, Mr Aleksey.
Dulu ane sekelas sm dia waktu kelas 1&3
Selain itu ancha juga jago dalam bermain sepakbola, dia juga sering bermain dengan saya. tehnik nya sangat bagus tp tidak sebagus ADMIN hahaha