1985 : Timnas nyaris lolos ke Piala Dunia Mexico sebelum kalah dari Korsel di Play Off baru tahu setelah dewasa maklum masih TK
1986 : Timnas menembus semifinal Asian Games gak terlalu ngikutin karena masih baru lulus TK
1987 : Timnas Juara SEA GAMES 1987 gak begitu tahunya setelah maklum kelas 2 SD. Lebih sering dengernya Maradona & Gullit.
1989 : Mulai nonton pertandingan Timnas di TVRI waktu Pra Piala Dunia, sempat sebel banget sama kipernya waktu itu Edy Harto karena kalah lawan Jepang 5-0 di Tokyo karena bola yang harusnya bisa ditangkap malah lepas. Gagal di SEA GAMES Kuala Lumpur. Lihat golnya Hanafing waktu perebutan perunggu lawan Singapura, Edy Harto kali ini jadi pahlawan kalahin David Lee kipernya Singapura yang kesohor itu dalam adu penalti.
1991 : JUARA SEA GAMES 1991. Tapi menurut ane permainan monoton banget dibawah Anatoli Polosin, digempur abis-abisan sama Singapura dengan Fandi Ahmadnya waktu di semi final sebelum akhirnya menang adu penalti. Lagi-lagi Edy Harto jadi pahlawan. Real final lawan Thailand seimbang kembali lagi menang adu penalti. Tapi jujur sama sekali gak terkesan sama permainannya tapi salut sama perjuangan para pemain. Maklum terbiasa lihat Liga Italia waktu itu, sama masih terkesan dengan penampilan Belanda di
1988 waktu Juara Eropa, dengan sepakbola menyerangnya (jauh amat ya ane ngebandiginnya). Pola 3-5-2 setelah itu jadi pola baku di Indonesia
1993 : Gagal di semifinal SEAGAMES 1993 kalah 1-0 lawan Thailand waktu itu masih ada Piyapong. Wajar kalah dan semenjak saat itu gak berharap lagi sama Timnas.
1994 : Tim Junior Primavera Indonesia berlaga pertama kalinya di GBK. Jatuh cinta lagi ada sama Timnas, ada sesuatu yang beda dimainin sama tim ini pressure football ala Italia yang di eja wantahkan dengan baik sama Romano Matte. Meski gagal Kurniawan, Kurnia Sandi, Bima Sakti beri harapan baru. Tapi tetap tidak berharap sama Timnas Senior.
1995 : Pergantian pelatih Tim Primavera Indonesia dari Romano Matte ke Tord Grip. Gagal di Pra Olimpiade, tapi ane yakin banyak dari pemain ini yang bakal menghuni Timnas Senior. SEAGAMES Chiang Mai berintikan pemain LIGINA I dan Primavera malah gagal ke semifinal. Kalah terhormat lawan Thailand 2-1 dipertandingan pertama. Menang 10-0 lawan Kamboja. 3-0 lawan Malaysia, yakin banget ane bakal revans Thailand lagi di final, tapi malah kalah 1-0 lawan Vietnam dipertandingan terakhir karena terlalu over confidence.
1996 : LOLOS PERTAMA KALI ke Piala Asia. Yakin juara di Piala Tiger I tapi gagal menghadang serangan balik Malaysia di Semifinal. TAMPIL MEMUKAU DI PIALA ASIA UNTUK PERTAMA KALINYA DENGAN GOL SALTO WIDODO.
1997 : SEAGAMES 1997 : SALAH SATU PENAMPILAN TIMNAS TERBAIK YG ANE PERNAH LIHAT LANGSUNG DI GBK. Tapi gagal dalam drama adu penalti di sama Thailand di GBK (ane salah satu saksi hidupnya), gak suka dengan kerusuhan yg ada di stadiun waktu Timnas ketinggalan. Setelah sebelumnya gagal di PPD lagi padahal udah yakin juara sub grup ngelawatin Uzbekistan.
1998 : Yakin juara tapi malah gagal lagi lawan Singapura di semifinal, yg waktu itu masih dianggap dibawah Timnas
2000 : Lolos ke Piala Asia untuk kedua kalinya, tapi penampilannya gak seimpresif penampilan pertama di 1996. Gagal lagi di final Piala Tiger
2001 : Era Bendol I ada duet Kurniawan – BP yg udah lama dinantikan dimainkan, permainan selama penyisihan Piala Dunia cukup baik. Kalah 1-5 dengan Cina di Kunming karena hujan Salju, setelah unggul 1-0 dibabak 1. Kalah 2-0 di GBK. SEAGAMES pertama kali seperti format Olimpiade yg main U-23 diwarnai kegagalan era Bendol I berakhir.
2002 : Era KOLEV I dimulai ada satu yg baru tidak lagi pakai pola 3-5-2, tapi berub ah jadi 4-4-2, kembali jadi saksi hidup kekalahan menyakitkan adu penalti (kali ini bukan di GBK tapi layar TV, lagi ujian semesteran)
2004 : KEMENANGAN PERTAMA DIPIALA ASIA ke-3nya. Thanks to IVAN KOLEV. Akhir karier yang baik buat KOLEV. Yakin banget juara Piala Tiger untuk pertama kalinya dibawah PETER WHITE tapi kalah lawan Singapura. Ada bintang baru namanya BOAZ SALOSSA. Timnas jadi penghibur lara dalam era lantang luntung cari kerjaan selesai kuliah
2007 : PIALA ASIA 2007 di INDONESIA (gak bisa menikmati langsung atmosfernya, karena harus berbakti pada negara di daerah meski ane pegawai Swasta), untuk pertama kalinya menurut ane GBK benar-benar berwarna MERAH PUTIH. 1997 masih pake baju asal-asalan. 2002 masih pake baju klub masing-masing. Ada harapan baru setelah kegagalan di Piala AFF 2007 (meski secara permainan & perjuangan menurut ane tidak gagal, apalagi ingat Erol Iba yang juga ngotot main seperti NASUHA sekarang meski hasilnya berbeda, seri 2-2 dipertandingan hidup mati lawan Singapura di AFF). Kalah 1-4 lawan Syria karena terlalu eforia setelah Piala Asia. Junior U-23 gagal di SEAGAMES karena gak punya striker yg benar-benar pembunuh. Berakhirnya era PETER WHITE dan IVAN KOLEV II yg sebenarnya secara teknis dapat mempertanggung jawabkan permainan.
2008 : Permainan terburuk TIMNAS di Piala AFF di negeri sendiri. Kalah 2-0 lawan Singapura, Kalah 1-0 lawan Thailand, kalah lagi 2-1 dengan Thailand di Bangkok. Meski lolos ke semifinal permainan dan perjuangan Tim 2007 lebih baik menurut ane.
2009 : Gagal ke Piala Asia setelah empat kali lolos berturut. Era Bendol II berakhir, tampaknya tidak segemilang era pertamnya.
2010 : Menginjak usia kepala-3 dan mau berkeluarga (hehe agak telat ye) berharap Timnas juara lagi. Udah sering ane berharap dan gak mau kecewa lagi. Permainan menurut ane sekarang sama dengan permainan tim 1997, malah mungkin lebih baik lagi disektor pertahanannya, apalagi dibanding tim tahun 1991 (maklum ane lebih suka sepakbola indah daripada sepakbola hasil akhir). Berharap jangan sampai jadi saksi hidup kekalahan di final tahun ini di GBK.
Pahit dan sedih udah ane rasain bersama timnas, dulu gak sedikit yang sering mencibir kalau ane kemana –mana pakai baju Timnas meskipun itu jersey ori (bela-belain nguras tabungan) “ah jago kalah kok dipakai”, apalagi pas tahu mereka bahwa ane mau nonton langsung timnas “gak takut rusuh?”, jadi mau tahu reaksi orang2 itu sekarang. Tapi dari dulu, sampai sekarang dan selamanya ane tetap bangga kalau pergi pakai jersey Tim berlambang Garuda itu.
1986 : Timnas menembus semifinal Asian Games gak terlalu ngikutin karena masih baru lulus TK
1987 : Timnas Juara SEA GAMES 1987 gak begitu tahunya setelah maklum kelas 2 SD. Lebih sering dengernya Maradona & Gullit.
1989 : Mulai nonton pertandingan Timnas di TVRI waktu Pra Piala Dunia, sempat sebel banget sama kipernya waktu itu Edy Harto karena kalah lawan Jepang 5-0 di Tokyo karena bola yang harusnya bisa ditangkap malah lepas. Gagal di SEA GAMES Kuala Lumpur. Lihat golnya Hanafing waktu perebutan perunggu lawan Singapura, Edy Harto kali ini jadi pahlawan kalahin David Lee kipernya Singapura yang kesohor itu dalam adu penalti.
1991 : JUARA SEA GAMES 1991. Tapi menurut ane permainan monoton banget dibawah Anatoli Polosin, digempur abis-abisan sama Singapura dengan Fandi Ahmadnya waktu di semi final sebelum akhirnya menang adu penalti. Lagi-lagi Edy Harto jadi pahlawan. Real final lawan Thailand seimbang kembali lagi menang adu penalti. Tapi jujur sama sekali gak terkesan sama permainannya tapi salut sama perjuangan para pemain. Maklum terbiasa lihat Liga Italia waktu itu, sama masih terkesan dengan penampilan Belanda di
1988 waktu Juara Eropa, dengan sepakbola menyerangnya (jauh amat ya ane ngebandiginnya). Pola 3-5-2 setelah itu jadi pola baku di Indonesia
1993 : Gagal di semifinal SEAGAMES 1993 kalah 1-0 lawan Thailand waktu itu masih ada Piyapong. Wajar kalah dan semenjak saat itu gak berharap lagi sama Timnas.
1994 : Tim Junior Primavera Indonesia berlaga pertama kalinya di GBK. Jatuh cinta lagi ada sama Timnas, ada sesuatu yang beda dimainin sama tim ini pressure football ala Italia yang di eja wantahkan dengan baik sama Romano Matte. Meski gagal Kurniawan, Kurnia Sandi, Bima Sakti beri harapan baru. Tapi tetap tidak berharap sama Timnas Senior.
1995 : Pergantian pelatih Tim Primavera Indonesia dari Romano Matte ke Tord Grip. Gagal di Pra Olimpiade, tapi ane yakin banyak dari pemain ini yang bakal menghuni Timnas Senior. SEAGAMES Chiang Mai berintikan pemain LIGINA I dan Primavera malah gagal ke semifinal. Kalah terhormat lawan Thailand 2-1 dipertandingan pertama. Menang 10-0 lawan Kamboja. 3-0 lawan Malaysia, yakin banget ane bakal revans Thailand lagi di final, tapi malah kalah 1-0 lawan Vietnam dipertandingan terakhir karena terlalu over confidence.
1996 : LOLOS PERTAMA KALI ke Piala Asia. Yakin juara di Piala Tiger I tapi gagal menghadang serangan balik Malaysia di Semifinal. TAMPIL MEMUKAU DI PIALA ASIA UNTUK PERTAMA KALINYA DENGAN GOL SALTO WIDODO.
1997 : SEAGAMES 1997 : SALAH SATU PENAMPILAN TIMNAS TERBAIK YG ANE PERNAH LIHAT LANGSUNG DI GBK. Tapi gagal dalam drama adu penalti di sama Thailand di GBK (ane salah satu saksi hidupnya), gak suka dengan kerusuhan yg ada di stadiun waktu Timnas ketinggalan. Setelah sebelumnya gagal di PPD lagi padahal udah yakin juara sub grup ngelawatin Uzbekistan.
1998 : Yakin juara tapi malah gagal lagi lawan Singapura di semifinal, yg waktu itu masih dianggap dibawah Timnas
2000 : Lolos ke Piala Asia untuk kedua kalinya, tapi penampilannya gak seimpresif penampilan pertama di 1996. Gagal lagi di final Piala Tiger
2001 : Era Bendol I ada duet Kurniawan – BP yg udah lama dinantikan dimainkan, permainan selama penyisihan Piala Dunia cukup baik. Kalah 1-5 dengan Cina di Kunming karena hujan Salju, setelah unggul 1-0 dibabak 1. Kalah 2-0 di GBK. SEAGAMES pertama kali seperti format Olimpiade yg main U-23 diwarnai kegagalan era Bendol I berakhir.
2002 : Era KOLEV I dimulai ada satu yg baru tidak lagi pakai pola 3-5-2, tapi berub ah jadi 4-4-2, kembali jadi saksi hidup kekalahan menyakitkan adu penalti (kali ini bukan di GBK tapi layar TV, lagi ujian semesteran)
2004 : KEMENANGAN PERTAMA DIPIALA ASIA ke-3nya. Thanks to IVAN KOLEV. Akhir karier yang baik buat KOLEV. Yakin banget juara Piala Tiger untuk pertama kalinya dibawah PETER WHITE tapi kalah lawan Singapura. Ada bintang baru namanya BOAZ SALOSSA. Timnas jadi penghibur lara dalam era lantang luntung cari kerjaan selesai kuliah
2007 : PIALA ASIA 2007 di INDONESIA (gak bisa menikmati langsung atmosfernya, karena harus berbakti pada negara di daerah meski ane pegawai Swasta), untuk pertama kalinya menurut ane GBK benar-benar berwarna MERAH PUTIH. 1997 masih pake baju asal-asalan. 2002 masih pake baju klub masing-masing. Ada harapan baru setelah kegagalan di Piala AFF 2007 (meski secara permainan & perjuangan menurut ane tidak gagal, apalagi ingat Erol Iba yang juga ngotot main seperti NASUHA sekarang meski hasilnya berbeda, seri 2-2 dipertandingan hidup mati lawan Singapura di AFF). Kalah 1-4 lawan Syria karena terlalu eforia setelah Piala Asia. Junior U-23 gagal di SEAGAMES karena gak punya striker yg benar-benar pembunuh. Berakhirnya era PETER WHITE dan IVAN KOLEV II yg sebenarnya secara teknis dapat mempertanggung jawabkan permainan.
2008 : Permainan terburuk TIMNAS di Piala AFF di negeri sendiri. Kalah 2-0 lawan Singapura, Kalah 1-0 lawan Thailand, kalah lagi 2-1 dengan Thailand di Bangkok. Meski lolos ke semifinal permainan dan perjuangan Tim 2007 lebih baik menurut ane.
2009 : Gagal ke Piala Asia setelah empat kali lolos berturut. Era Bendol II berakhir, tampaknya tidak segemilang era pertamnya.
2010 : Menginjak usia kepala-3 dan mau berkeluarga (hehe agak telat ye) berharap Timnas juara lagi. Udah sering ane berharap dan gak mau kecewa lagi. Permainan menurut ane sekarang sama dengan permainan tim 1997, malah mungkin lebih baik lagi disektor pertahanannya, apalagi dibanding tim tahun 1991 (maklum ane lebih suka sepakbola indah daripada sepakbola hasil akhir). Berharap jangan sampai jadi saksi hidup kekalahan di final tahun ini di GBK.
Pahit dan sedih udah ane rasain bersama timnas, dulu gak sedikit yang sering mencibir kalau ane kemana –mana pakai baju Timnas meskipun itu jersey ori (bela-belain nguras tabungan) “ah jago kalah kok dipakai”, apalagi pas tahu mereka bahwa ane mau nonton langsung timnas “gak takut rusuh?”, jadi mau tahu reaksi orang2 itu sekarang. Tapi dari dulu, sampai sekarang dan selamanya ane tetap bangga kalau pergi pakai jersey Tim berlambang Garuda itu.
sumber: kaskus.us